SOLO – Situasi bulan suci Ramadhan 1441 Hijriyah tahun ini sangat berbeda dibandingkan tahun sebelumnya atau sepanjang perjalanan Ramadhan yang dilalui umat Muslim seluruh dunia.
Di tengah situasi pandemi Covid-19, masyarakat telah diimbau untuk banyak berdiam diri di rumah, termasuk dalam hal ibadah dan menjadi tantangan luar biasa khususnya bagi dunia pendidikan.
Pemerintah mengimbau kepada semua masjid untuk meniadakan sholat tarawih berjamaah di masjid, buka bersama, hingga kajian rutin selama bulan puasa yang melibatkan massa dalam jumlah banyak.
Meski demikian, tidak menyurutkan umat muslim untuk tetap bersemangat dan menyambut baik bulan ramadhan dengan penuh suka cita.
Di tengah situasi pandemi Covid-19, masyarakat telah diimbau untuk banyak berdiam diri di rumah, termasuk dalam hal ibadah dan menjadi tantangan luar biasa khususnya bagi dunia pendidikan.
Pemerintah mengimbau kepada semua masjid untuk meniadakan sholat tarawih berjamaah di masjid, buka bersama, hingga kajian rutin selama bulan puasa yang melibatkan massa dalam jumlah banyak.
Meski demikian, tidak menyurutkan umat muslim untuk tetap bersemangat dan menyambut baik bulan ramadhan dengan penuh suka cita.
Salah satunya keluarga besar civitas akademika SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta yang tetap melaksanakan berbagai kegiatan rutin.
Ibuku Eltis Dhara Triesti bilang umat Islam harus gembira menyambut Bulan Ramadhan, Bulan Ramadhan bulan paling istimewa. Setan-setan dibelenggu, pintu taubat dibuka, dan setiap amalan sholeh akan dilipatgandakan pahalanya.
“Meskipun sekarang aku, teman-temanku, dan semua orang di dunia harus tinggal di rumah karena wabah COVID-19, aku tetap menjalankan ibadah puasa dengan semangat,” ucap Lutitisari Shiranalazkura kelas 2B.
Kegiatanku bulan Ramadhan dimulai makan sahur, jam 3.30, Ibu bilang aku boleh minta digorengin lauk kesukaanku, tahu goreng dan nugget. Selesai sholat subuh aku dan kakakku selalu melanjutkan kegiatan ramadhan dengan membaca Al-Quran.
Aku belum lancar membaca Al-Quran, jadi aku harus banyak belajar membaca Al-Quran ditemani Ibu. Ibu mengajari aku membaca makhraj huruf yang benar, berkali-kali harus diulang, kadang aku menangis karena salah dan harus diulang, ternyata belajar membaca Al-Quran harus sabar dan semangat karena banyak pahalanya.
Ibuku Eltis Dhara Triesti bilang umat Islam harus gembira menyambut Bulan Ramadhan, Bulan Ramadhan bulan paling istimewa. Setan-setan dibelenggu, pintu taubat dibuka, dan setiap amalan sholeh akan dilipatgandakan pahalanya.
“Meskipun sekarang aku, teman-temanku, dan semua orang di dunia harus tinggal di rumah karena wabah COVID-19, aku tetap menjalankan ibadah puasa dengan semangat,” ucap Lutitisari Shiranalazkura kelas 2B.
Kegiatanku bulan Ramadhan dimulai makan sahur, jam 3.30, Ibu bilang aku boleh minta digorengin lauk kesukaanku, tahu goreng dan nugget. Selesai sholat subuh aku dan kakakku selalu melanjutkan kegiatan ramadhan dengan membaca Al-Quran.
Aku belum lancar membaca Al-Quran, jadi aku harus banyak belajar membaca Al-Quran ditemani Ibu. Ibu mengajari aku membaca makhraj huruf yang benar, berkali-kali harus diulang, kadang aku menangis karena salah dan harus diulang, ternyata belajar membaca Al-Quran harus sabar dan semangat karena banyak pahalanya.
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw., “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah, maka Ia akan mendapatkan satu kebaikan dengan huruf itu, dan satu kebaikan akan dilipatgandakan menjadi sepuluh. Aku tidaklah mengatakan Alif Laam Miim itu satu huruf, tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf, dan Mim satu huruf”. (HR. Tirmidzi).
“Pasti teman-teman juga sama seperti aku, semangat mengaji meskipun di rumah, juga semangat melakukan ibadah bulan ramadhan lainnya seperti sholat tarawih. Aku dan keluargaku juga tarawih di rumah, Ayah yang menjadi imam sholat tarawih,”jelas Lutitisari.
Sholat tarawih di rumah juga seru kan teman-teman, aku bisa minta Ayah baca surat Al-Qurannya yang pendek-pendek saja, jadi sholat tarawihnya bisa cepat, dan aku juga bisa minum susu kesukaanku di sela-sela sholat tarawih. Tapi sholat tarawihnya tetap harus fokus dan berusaha khusyu’ agar ibadah kita diterima Allah subhanahu wa ta’ala. Aamiiin.
“Pasti teman-teman juga sama seperti aku, semangat mengaji meskipun di rumah, juga semangat melakukan ibadah bulan ramadhan lainnya seperti sholat tarawih. Aku dan keluargaku juga tarawih di rumah, Ayah yang menjadi imam sholat tarawih,”jelas Lutitisari.
Sholat tarawih di rumah juga seru kan teman-teman, aku bisa minta Ayah baca surat Al-Qurannya yang pendek-pendek saja, jadi sholat tarawihnya bisa cepat, dan aku juga bisa minum susu kesukaanku di sela-sela sholat tarawih. Tapi sholat tarawihnya tetap harus fokus dan berusaha khusyu’ agar ibadah kita diterima Allah subhanahu wa ta’ala. Aamiiin.
Aku juga harus menuliskan kegiatan bulan ramadhan di buku Kegiatan Bulan Ramadhan dari sekolah, agar Bapak dan Ibu Guru bisa tahu kalau kita juga bersungguh-sungguh beribadah di rumah.
Bulan ramadhan kali ini Ibu berjanji memberiku hadiah jika aku puasa sampai selesai, wah senangnya, aku jadi tambah semangat puasa. Mudah-mudahan teman-teman juga semangat menjalankan ibadah puasa dan semoga amal ibadah kita diterima oleh Allah SWT., Aamiiin.
Saat dihubungi, Wali Kelas 2 B Dwi Suparwanto SPd mengungkapkan kegiatan Ramadhan peserta didik beraktivitas belajar dan beribadah di rumah. Guru mengingatkan untuk selalu tertib shalat wajib dan shalat sunnah seperti Dhuha.
“Mengingatkan bagaimana kesehatan siswa, meminta anak-anak olahraga ringan dan berjemur. Laporan Ramadhan lewat ebook setiap seminggu sekali dan pembelajaran menggunakan Umeet Me,”imbuhnya.
Humas, Jatmiko.
0 comments:
Posting Komentar