SOLO - Bergelut menjadi dalang wayang kulit sudah biasa. Namun, berbeda dengan dalang yang satu ini karena memiliki kelebihan.
Berkat kreativitasnya, Ki Agung Sudarwanto, S.Sn, M.Sn bersama Dr. Bambang Suwarno, S.Kar, M.Hum akan menggebrak wayang rutin agenda PEPADI Surakarta di era industri 4.0 tahun 2020. “Saya mulai mendalang sejak kelas lima SD tahun 1990, tanggal 25 Januari menyajikan lakon Banjaran Rama, diperkuat penata iringan B. Subono, S.Kar, M.Hum,” ungkap Agung Sudarwanto, guru SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo, Rabu (8/1/2020).
Pria kelahiran Desa Kauman, Nganjuk Jawa Timur pada 4 Agustus 1979 mengaku terinspirasi dari para senior di dukung kurator Dr. Bambang Suwarno, S.Kar, M.Hum, Dr. Suyanto, S.Kar, MA, Purbo Asmoro, S.Kar, M.Hum yang saling mendukung demi kesuksesan agenda PEPADI di Balai Kota Surakarta.
Agung berharap, dengan iringan gamelan, di dukung tata lighting yang maksimal optimal mampu menggairahkan nobar (nonton bareng) untuk mengapresiasi terhadap lakon yang disajikan menuju era society 5.0.
Ki Agung merupakan anggota Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) bidang Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kota Surakarta mengemukakan pernah kondang di masa kecilnya dengan sebutan Dalang cilik di daerah Kauman, Nganjuk, Jawa Timur.
“Di masa remaja telah berhasil menggondol predikat terbaik dibidang sabet, Penyaji dan Iringan se Jawa Timur, untuk karya di pendidikan telah melahirkan Genk ki Gibran dalang cilik milenial yang akan tampil di televisi nasional,” ujarnya.
Ki Agung Sudarwanto mengemukakan, dirinya siap berkolaborasi dengan Dinas manapun. “Setiap pertunjukan selalu saya sisipkan pesan moral di dalamnya, ada pesan lima karakter utama, dari sisi religius, nasionalisme, integritas, gotong royong dan mandiri,” kata Sarjana Seni (SSn) lulusan Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Surakarta.
Pegiat Berita Humas PEPADI Solo, Jatmiko.
0 comments:
Posting Komentar