Ada tradisi dari pendahulu kita atau para ulama melakukan rihlah atau pengembaraan untuk mendapatkan ilmu. Dalam agama Islam ilmu merupakan perkara yang amat penting. Terkadang dalam pengembaraan dihadapkan dengan kepayahan, jarak tempuh yang cukup jauh. Namun mereka tetap melakukannya. Hal ini terinspirasi dengan firman Allah SWT dalam Surat at-Taubah (9) : 122.
"Tidak semestinya semua orang mukmin pergi berperang. Alangkah baiknya bila ada segolongan yang merantau untuk memperdalam agama kemudian mengajar kaumnya bila telah kembali ke lingkungannya supaya masing - masing dapat menjaga diri". Para ulama juga melakukannya karena mentaati perintah Nabi SAW, "barang siapa menempuh sebuah jalan dalam rangka mencari ilmwayatu, maka Allah memudahkan baginya jalan menuju surga. ( Riwayat Muslim ). Karena keterbatasan yang ada sekolah kreatif mengadopsi kegitan tersebut sesuai dengan kondisi yang ada. Itulah makna meng-inovasi tradisi.
Berikut ini disajikan reportasi singkat kegiatan tersebut
Seperti biasa setelah sampai ditempat tujuan anak-anak mencari masjid terdekat untuk melakukan shalat sunah tahiyatul masjid sembari berdoa ucapan syukur Allah SWT telah melindungi hambanya dalam perjalanan.
Anak-anak berbaris didepan pondok dengan mengucapkan salam kreatif
Inilah salam kreatifnya.
Acara Sambutan dan Perkenalan pengurus serta mahasantri shobron di ruangan kuliah mahasantri
Foto ini sebagian cerita pengembaraan para mahasantri ke Solo utuk menimba ilmu di pondok Hj. Nuriyah Shobron Universitas Muhammadiyah Surakarta. Dengan menggunakan peta Indonesia yang menggambarkan jauhnya jarak tempat tinggal maka santri dengan pondok Shobron.
Setelah diberikan sambutan oleh Pengurus dan Mahasantri Pondok Shobron, anak anak di ajak untuk melihat proses pembuatan Roti Shobron Bakery di lantai 2 yang dibimbing oleh ......
Anak bergembira sambil mencoba membuat roti oleh mahasantri pondok. Mereka belajar ilmu agama dan juga ilmu dunia / berwira usaha.
Dari pondok anak-anak dibawa menuju guest house An-Noor Makamhaji untuk melanjutkan acara Parade membaca Puisi Perjuangan Rosul.
Siswa kelas 1, si penakut menjadi si pemberani. Dengan sifat kemanjaannya yang masih kental. Ini contoh si yatim yang berani berubah menjadi lebih baik
Inilah kembarannya yang mempunyai si pembelot kalau diberi tugas. Akhirnya takluk juga ketika mendapat tugas membaca puisi / kelas 1.
Kelompok pembaca puisi kelas 2, membaca bergantian. Bagian dari kreativitas.
Puisinya luar biasa wakil kelas 3
Aulia wakil kelas 3. Alhamdulillah anak anak kelas 3 setelah bergabung dengan adik-adiknya yang posisinya dijadikan "kepala keluarga", mengalami perubahan perilaku yang sinifikan , dari sikap ogah-ogahan belajar menjadi anak yang siap belajar.
Anak lainnya menikmati bacaan puisi temannya.
Oh ya, ada pembaca puisi yang tertinggal, si pemberani dan si percaya diri / kls.1. sedang di bidik ust. Muqor.
Acara diakhiri dengan makan siang bersama dilanjutkan dengan shalat dzuhur berjamaah dan kembali ke kampus gandekan. Alhamdulillah.
0 comments:
Posting Komentar