Syawal adalah cara kita meningkatkan amalan pasca Ramadhan. Konsistensi mempertahankan aktivitas ibadah. Berjumpa ramadhan 1442 Hijriah. Gapai derajat takwa. Dalam keadaan sehat, fisik jasmani, ruhani tanpa wabah Covid-19.
Dengan do’a Al Qur’an paripurna, yaitu “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka.” (Qs. Al Baqarah: 201)
Adanya keistimewaan Syawal kita tingkatkan kepedulian diri kita terhadap agama, manusia, lingkungan, sistem dan tidak boros.
Misalnya “jaga tetangga pra sejahtera, bersedekah di kala sempit, berbagi bubur, nasi bungkus” adalah petik praktik baik.
“Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.” (Qs. Al Isra’: 26-27)
Pada bulan Ramadhan umat Islam melakukan banyak amalan, di anataranya mengejar keistimewaan Nuzulul Quran dan malam Lailatul Qadar.
Puasa wajib yang kita jalankan, masih ada puasa sunnah lainya, termasuk puasa enam hari di bulan ini.
“Siapa yang berpuasa enam hari setelah hari raya Idul Fitri maka ia seperti berpuasa satu tahun secara sempurna. Barang siapa yang melakukan satu kebaikan maka baginya sepuluh pahala yang sepertinya.” (Hr. Muslim).
Umat Islam dapat pula menunaikan puasa sunah setiap Senin dan Kamis, puasa suna di pertengahan bulan Hijriyah setiap tanggal 13, 14 dan 15 disebut ayyamul bidh.
Amaliyah dan amal sholeh seperti, membaca Al Qur’an, shalat malam, membayar zakat, infak, sedekah, i’tikaf, silaturahmi, mengikuti protokol kesehatan sesuai anjuran MUI demi pencegahan penyebaran virus corona harus terus dihidupkan pada Syawal dan bulan lainnya.
Bagaimana matematika Syawal, Al Qur’an menuturkan : “Barangsiapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya. Dan barangsiapa berbuat kejahatan dibalas seimbang dengan kejahatannya. Mereka sedikit pun tidak dirugikan. (Qs. Al An’am: 160)
Bisa jadi kita asumsikan satu bulan Ramadhan terhitung 10 bulan, sedangkan 6 hari x 10 = 60 hari = 2 bulan. Sehingga genap 12 bulan setara satu tahun.
Allah Swt., telah bersumpah pada permulaan berbagai surat dalam al Qur’an yang turun di Mekkah dengan berbagai macam waktu. Misalnya bersumpah: demi waktu malam, demi waktu siang, demi waktu fajar, demi waktu dhuha dan demi masa.
Ketika ditanya tentang siapa orang yang paling baik, Rasulullah SAW menjawab, ''Yaitu orang yang panjang umurnya dan baik amalnya. Sedangkan orang yang paling buruk adalah orang yang panjang umurnya tetapi buruk amalnya.'' (HR Ahmad).
Amal saleh meliputi semua perbuatan, baik lahir maupun batin, berakibat pada hal positif bermanfaat.
Panjangnya umur seseorang tidak bernilai sama sekali jikalau tidak diisi dengan amal saleh. Boleh jadi hanya menjerumuskan ke dalam azab Allah SWT. Spirit Matematika Syawal adalah sebagai bulan pembuktian takwa. Sebaliknya, anugerah umur yang disia-siakan akibatnya melahirkan penyesalan yang tidak berguna.
Wallahu A'lam.
Dwi Jatmiko, S.Pd.I
Pengajar Agama Islam
Sekolah Rujukan Nasional (SRN)
SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta, Jawa Tengah
0 comments:
Posting Komentar