Bagaimana akrabi ilmu tajwid? Untuk itu sangat perlu mengenal generasi Z. Generasi Z, Generasi lahir pada tahun 1995 juga disebut Generasi NET.
Generasi Z, lahir saat internet berkembang pesat dalam kehidupan peradaban manusia. Mereka lahir tanpa mengetahui masa kehidupan tanpa internet, komputer, dan telepon genggam.
Salah satu pemdekatan pembelajaran Akrabi Ilmu Tajwid bagi generasi yang lahir di era digital dengan memanusiakan manusia teknisnya belajar sambil bermain (BSB).
Allah Swt., mendorong kepada kita untuk membaca AlQur'an dengan perlahan-lahan(tartil), berarti juga diharuskan mempelajari ilmu tentang tata cara membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar.
Tajwid secara bahasa berasal dari kata jawwada-yujawwidu-tajwidan, artinya membaguskan.
Sedangkan menurut istilah, tajwid merupakan ilmu yang berfungsi mengetahui bagaimana cara memberikan hak setiap huruf dan mustahaqnya, baik yang berkaitan dengan mad dan lainnya, seperti tarqiq (tipis) dan tafkhim (tebal) dan selain dari keduanya.
Maksud dari hak huruf adalah sifat yang senantiasa menempel pada huruf, seperti al-jahr, isti'la, dan lain-lain.
Sedangkan mustahak huruf adalah sifat yang nampak sewaktu-waktu seperti tafkhim, tarqiq, ikhfa, idgham, dan lain-lain.
Saat mendengar PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), aku bagaikan berjumpa saktah, hanya bisa terpana dengan menahan nafas sebentar kira-kira ukuran 2 harokat.
Virus Corona di matamu mungkin bagaikan nun mati di antara idgham bilaghunnah, terlihat, tapi dianggap tak ada.
Dampak Corona seperti idzhar, jelas dan terang.
Berita Corona ibarat ikhfa, selalu mendengung-dengung di telinga kita.
Jika mim mati bertemu ba disebut ikhfa syafawi. Sejenak kita di rumah, tiba-tiba seperti idgham mutamaatsilain, melebur jadi satu.
Berita Corona seperti mad lazim, paling panjang di antara yang lainnya.
Setelah semua pasien sembuh seperti qalqalah kubro, terpantul-pantul dengan keras.
Dan akhirnya setelah lama kita bersama, kita seperti iqlab, ditandai dengan dua hati yang menyatu
Semoga dalam hubungan kita seperti idgham bilaghunnah yang cuma berdua, lam dan ro’
Meski perhatian kesehatan kita gak terlihat seperti alif lam syamsiah, namun aktivitas Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) seperti alif lam qomariah, terbaca jelas.
Idgham bilaghunnah, huruf nun mati tidak diangap ada (dilebur/dihilangkan) jika bertemu dengan huruf idgham.
“Terlihat, tapi dianggap tak ada … ,”
Ikhfa bila huruf nun atau tanwin bertemu dengan huruf ikhfa, maka huruf nun atau tanwin dibaca samar, dengan getaran kecil lidah hingga terdengar seperti dengungan kecil.
“Selalu mendengung-dengung di telingaku”
Iqlab huruf nun, berubah bunyi menjadi huruf mim jika bertemu dengan huruf ba.
“ditandai dengan dua hati yang menyatu “
Jika merdeka belajar di era digitalisasi telah menjadi trending topik di saat wabah corona, maka Merdeka Belajar Akrabi Ilmu Tajwid semestinya guru memfasilitasi pembelajaran yang bertujuan untuk memaksilmalkan potensi peserta didik.
Maka kesadaran dan kekuatan seorang guru, untuk selalu belajar dan belajar harus ditumbuhkan dan digalakkan.
“At-thariqah ahammu mina-l-maddah, wa al-mudarris ahammu mina-t-thariqah, wa ruhu-l-mudarris ahammu mina-l-mudarris nafsihi,”
Cara atau Metode itu lebih penting dari pada Materi (Materi pengajaran) dan Guru lebih penting dari Metode dan Ruh (Jiwa ) seorang Guru itu lebih penting lagi dari gurunya sendiri. Apakah saudara insan pendidikan setuju?
Generasi Z, lahir saat internet berkembang pesat dalam kehidupan peradaban manusia. Mereka lahir tanpa mengetahui masa kehidupan tanpa internet, komputer, dan telepon genggam.
Salah satu pemdekatan pembelajaran Akrabi Ilmu Tajwid bagi generasi yang lahir di era digital dengan memanusiakan manusia teknisnya belajar sambil bermain (BSB).
Allah Swt., mendorong kepada kita untuk membaca AlQur'an dengan perlahan-lahan(tartil), berarti juga diharuskan mempelajari ilmu tentang tata cara membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar.
Tajwid secara bahasa berasal dari kata jawwada-yujawwidu-tajwidan, artinya membaguskan.
Sedangkan menurut istilah, tajwid merupakan ilmu yang berfungsi mengetahui bagaimana cara memberikan hak setiap huruf dan mustahaqnya, baik yang berkaitan dengan mad dan lainnya, seperti tarqiq (tipis) dan tafkhim (tebal) dan selain dari keduanya.
Maksud dari hak huruf adalah sifat yang senantiasa menempel pada huruf, seperti al-jahr, isti'la, dan lain-lain.
Sedangkan mustahak huruf adalah sifat yang nampak sewaktu-waktu seperti tafkhim, tarqiq, ikhfa, idgham, dan lain-lain.
Saat mendengar PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), aku bagaikan berjumpa saktah, hanya bisa terpana dengan menahan nafas sebentar kira-kira ukuran 2 harokat.
Virus Corona di matamu mungkin bagaikan nun mati di antara idgham bilaghunnah, terlihat, tapi dianggap tak ada.
Dampak Corona seperti idzhar, jelas dan terang.
Berita Corona ibarat ikhfa, selalu mendengung-dengung di telinga kita.
Jika mim mati bertemu ba disebut ikhfa syafawi. Sejenak kita di rumah, tiba-tiba seperti idgham mutamaatsilain, melebur jadi satu.
Berita Corona seperti mad lazim, paling panjang di antara yang lainnya.
Setelah semua pasien sembuh seperti qalqalah kubro, terpantul-pantul dengan keras.
Dan akhirnya setelah lama kita bersama, kita seperti iqlab, ditandai dengan dua hati yang menyatu
Semoga dalam hubungan kita seperti idgham bilaghunnah yang cuma berdua, lam dan ro’
Meski perhatian kesehatan kita gak terlihat seperti alif lam syamsiah, namun aktivitas Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) seperti alif lam qomariah, terbaca jelas.
Idgham bilaghunnah, huruf nun mati tidak diangap ada (dilebur/dihilangkan) jika bertemu dengan huruf idgham.
“Terlihat, tapi dianggap tak ada … ,”
Ikhfa bila huruf nun atau tanwin bertemu dengan huruf ikhfa, maka huruf nun atau tanwin dibaca samar, dengan getaran kecil lidah hingga terdengar seperti dengungan kecil.
“Selalu mendengung-dengung di telingaku”
Iqlab huruf nun, berubah bunyi menjadi huruf mim jika bertemu dengan huruf ba.
“ditandai dengan dua hati yang menyatu “
Jika merdeka belajar di era digitalisasi telah menjadi trending topik di saat wabah corona, maka Merdeka Belajar Akrabi Ilmu Tajwid semestinya guru memfasilitasi pembelajaran yang bertujuan untuk memaksilmalkan potensi peserta didik.
Maka kesadaran dan kekuatan seorang guru, untuk selalu belajar dan belajar harus ditumbuhkan dan digalakkan.
“At-thariqah ahammu mina-l-maddah, wa al-mudarris ahammu mina-t-thariqah, wa ruhu-l-mudarris ahammu mina-l-mudarris nafsihi,”
Cara atau Metode itu lebih penting dari pada Materi (Materi pengajaran) dan Guru lebih penting dari Metode dan Ruh (Jiwa ) seorang Guru itu lebih penting lagi dari gurunya sendiri. Apakah saudara insan pendidikan setuju?
Dwi Jatmiko, S.Pd.I
Pengasuh Agama Kelas Bawah
SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta
Pengasuh Agama Kelas Bawah
SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta
0 comments:
Posting Komentar