SOLO – Dinas Pendidikan dan kebudayaan (Disdikbud) Kota Tegal melakukan studi tiru ke Sekolah Penggerak SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo, Jawa Tengah, Rabu (25/9/2024).
Rombongan tamu tiba tepat pukul 09.30 WIB di sekolah yang berdiri sejak 1935 ini. Rombongan terdiri dari Kepala Disdikbud Muhammad Ismail Fahmi SIP MSi, Sekretaris Dinas Pendidikan Dewi Umaroh SPsi MH, Kepala Bidang Pembinaan PTK, Kepala Bidang Dikdas, 3 Pengawas Sekolah, Kepala Seksi PTK PAUD dan Nonformal, Kepala Seksi Pendidikan Dasar, 2 Analiss SDM Aparatur, Pengadministrasian umum dan 13 Kepala Sekolah Penggerak.
Kepala Sekolah Sri Sayekti dan jajaran wakil kepala sekolah menerima tamu studi tiru di Ruang Aula Sekolah Sehat.
Nampak kepala sekolah penggerak dari Kota Tegal yang terdiri atas TK Pertiwi 25.10, TK al Khidmah, UPTD SPF SDN Slerok 4 Tegal, UPTD SPF SDN Panggung 9 Tegal, UPTD SPF SDN Panggung 14, SD Al Irsyad Tegal, SD Al Khairiyyah, SD Muhammadiyah 1 Tegal, UPTD SPF SMP 9 Tegal, SMP Muhammadiyah 1 Tegal, TK Permata Ibu, TK Elkana, dan UPTD SPF SMP 15 Tegal.
Dalam sambutan pembukanya, Kepala Disdikbud Kota Tegal menyampaikan terima kasih atas waktu dan kesempatan yang diberikan sekolah yang beralamat di Jalan Kartini No 1 Barat Pura Mangkunegaran, utara masjid Al Wustha itu.
“Kami ingin belajar banyak, terutama terkait pembelajaran berdiferensiasi. Hal ini karena kami bermaksud untuk mendukung program sekolah penggerak di Kota Tegal. Terutama terkait implementasi pembelajaran berdiferensiasi bagi kepala sekolah penggerak angkatan 2 dan 3,” jelasnya.
Setelah perkenalan, acara berlanjut dengan pemaparan materi oleh Sayekti dengan moderator Wakil Kepala Sekolah bidang Humas Jatmiko. Untuk lebih memahami secara komprehensif apa itu pembelajaran diferensiasi, maka Sayekti menjelaskan pencapaian Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) tahun ketiga.
“Adanya asesmen awal kognitif dan non kognitif. Pengelompokan siswa mulai dari Profiling siswa, bakat dan minat (tahfidz, olahraga, seni, sains imtek English), kesiapan belajar. Menyusun modul ajar yang terintegrasi: Profil Pelajar Pancasila dan berkemajuan, TIK dan Litnum, Pendidikan Anti Korupsi. Budaya Positif kelas dan sekolah. Disiplin Positif. Asesmen Formatif dan Sumatif. Umpan Balik dan refleksi,” katanya.
Kemudian, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), Semua tema sudah terlaksana. Komunitas dari Sabang sampai Papua. Menyusun modul projek yang terintegrasi: Profil Pelajar Pancasila, TIK dan Litnum, Pendidikan Anti Korupsi: JUMAT BERSEPEDA KK (jujur, mandiri, tanggungjawab, berani, sederhana, peduli, adil, kerjakeras). Budaya Positif sekolah dan kelas. Asesmen Formatif dan Sumatif. Umpan Balik dan refleksi. Pelaporan : rapor dan atau gelar karya.
Setelah pemaparan, kegiatan berlanjut dengan sesi tanya jawab dan foto bersama. Rombongan studi tiru kemudian diajak berkeliling untuk dapat melihat kondisi sekolah adiwiyata tersebut.
Humas, Jatmiko.
0 comments:
Posting Komentar