SOLO – Sekolah Penggerak SD Muhammadiyah 1 Ketelan (SD Muh 1 Solo) menyelenggarakan Workshop Penyusunan Perangkat Pembelajaran Kurikulum Merdeka digelar Rabu-Kamis (6-7/7). Diikuti seluruh guru dan karyawan serta SD Negeri Nayu Barat, Kamis (7/7/2022)
Pukul 07.30 para guru SD Muh 1 Solo yang menjadi peserta sudah mulai memasuki Ruang Kelas Sehat lantai satu. Sebagai MC Jatmiko Wakil Kepala Sekolah bidang Humas. Acara dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Sang Surya secara bersama-sama dipandu oleh Baruno Nasution guru Al-Islam, dan doa Sutrisno guru Bahasa Arab.
Kepala Sekolah Penggerak Perubahan Sri Sayekti kemudian memberi sambutan. “Saat siswa menikmati liburan tahun ajaran baru, tidak demikian dengan guru dan karyawan. Selama dua hari guru karyawan mengikuti workshop penyusunan perangkat pembelajaran kurikulum merdeka. Khusus karyawan membahas kepegawaian persyarikatan Muhammadiyah, profesionalisme tendik, norma dan etika tendik dan peran tendik pada satuan pendidikan,” kata Sayekti.
Dia menerangkan, Silabus diganti ATP (Alur Tujuan Pembelajaran. Kompetensi Inti (KI) diganti Capaian Pembelajaran (CP). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran diganti Modul Ajar. Kompetensi Dasar diganti TP (Tujuan pembelajaran).
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) diganti KKTP (Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran). Indeks Pencapaian Kompetensi (IPK) diganti IKTP (Indikator Ketercapaian Tujuan Pembelajaran).
Penilaian Harian (PH) diganti Sumatif. Penilaian Tengah Semester (PTS) diganti Sumatif Tengah Semester (STS). Penilaian Akhir Semester diganti Sumatif Akhir Semester (SAS), indikator soal diganti dengan indikator asesmen.
“Acara ini memberi menguatkan wawasan kepada guru karyawan perbedaan kurikulum lama dan baru, karena sudah berjalan 1 tahun. Dengan demikian bisa mantap dalam proses belajar mengajar tahun ajaran 2022-2023 yang dimulai pertengahan bulan Juli. Selesai acara ini semua guru karyawan sudah siap berkreativitas mengajar siswa dengan kurikulum baru dan layanan Pendidikan paripurna,” lanjut Sayekti Kepala Sekolah Penggerak.
Selain teori, para guru karyawan yang tergabung dalam binaan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surakarta juga mengikuti praktik peningkatan pembelajaran paradigma baru. Peserta dibagi menjadi dua kelompok guru dan karyawan.
Prinsip-prinsip Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Holistik. Kontekstual. Berpusat pada Peserta Didik dan Eksploratif.
“Bagaimana menyiapkan ekosistim sekolah. Diawali dari berpikir terbuka. Senang mempelajari hal baru. Kolaboratif. Adaptif,” pungkas Sayekti, sambal tersenyum.
Kontributor, Jatmiko
0 comments:
Posting Komentar