SOLO – SMA Muhammadiyah 6 Surakarta merupakan salah satu sekolah inklusi yang menerima siswa dalam kategori Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Seorang siswa di sekolah ini diketahui memiliki gangguan disleksia.
Pada proses belajar, siswa dengan gangguan ini mengalami kesulitan membaca, menulis, atau mengeja. Selain itu, ia juga kesulitan dalam mengidentifikasi kata-kata yang diucapkan dan mengubahnya menjadi huruf atau kalimat. Jika terus-menerus dibiarkan, kesulitan-kesulitan tersebut dikhawatirkan dapat berlanjut hingga usia dewasa.
Lalu, bagaimana SMA Muhammadiyah 6 Surakarta menangani siswa yang mempunyai gangguan disleksia ini? Beberapa langkah yang dilakukan adalah dengan melatih dan membimbingnya secara rutin agar gemar membaca, yaitu dengan melakukan gerakan “One Day One Book”. Untuk mempermudah prosesnya, pemanfaatan teknologi yang ada juga dilakukan.
Keterangan Foto : Gerakan "One Day One Book" dalam Bentuk Cerita Bersumber dari Artikel
Keterangan Foto : Penggunaan Komputer dalam Proses Latihan dan Bimbingan Siswa dengan Gangguan Disleksia
“Setelah lulus dari SMA Muhammadiyah 6 Surakarta, siswa dengan gangguan disleksia diharapkan dapat menjadi orang yang kreatif dan inovatif serta menjadi sukses.” Ungkap Ibu Desi Dwi Hastuti, S.Pd, M.Pd dalam keterangannya.
Komunikasi antara orang tua/wali siswa dengan pihak sekolah sebisa mungkin akan terus dilakukan guna perbaikan dan kelancaran proses belajar kedepannya.
0 comments:
Posting Komentar