SOLO – Kencleng surga lahirkan gemar infak dan sedekah warga SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta di tengah pandemi Covid-19. Program ini bekerja sama dengan Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah (Lazismu) Solo.
Uang infak dimasukkan ke dalam kencleng, yaitu kaleng bekas kemasan susu yang dimodifikasi menjadi seperti celengan dan ditempel stiker supaya lebih menarik.
Teknisnya, setiap siswa diberi satu kencleng yang akan disimpan dan dibawa pulang. “Bapak ibu wali kelas 1-6 ABCD mohon orang tua bisa diingatkan kembali kegiatan besok Sabtu 6 November 2021 dan jangan lupa membawa kenclengnya. Dalam Pembelajaran Tatap Muka terbatas, tolong anak-anak diingatkan adab memberi salam dan menjawab salam. Terima kasih,” ujar Kepala Sekolah, Hj Sri Sayekti MPd, via WhatsApp group kedinasan sekolah.
Menurut Sri Sayekti meskipun seluruh pembelajaran dilaksanakan secara daring dan tatap muka terbatas, namun kebijakan sekolah ingin anak-anak bisa berbuat yang mulia tetap jalan terarah, terukur dan berkelanjutan.
“Laporan kencleng surga bulan oktober 2021 potensinya terkumpul sebanyak 31 352 100 rupiah,” ujarnya.
Anak-anak di era industry 4.0 menuju era society 5.0 alangkah baiknya dibiasakan untuk berinfak dan bersedekah sejak dini baik di sekolah maupun di rumah.
Bersedekah selain merupakan sarana beribadah juga bisa digunakan untuk melatih empati anak pada orang lain. Empati berarti menempatkan diri seolah-olah menjadi seperti orang lain.
Bersedekah atau berinfak merupakan pemberian dari seorang muslim secara sukarela dan iklas tanpa dibatasi waktu dan jumlahnya.
“Dari segi bentuknya, sedekah sesungguhnya tidak dibatasi pemberian dalam bentuk uang, tetapi sejumlah amalan kebaikan yang dilakukan seorang muslim juga termasuk sedekah,” beber Sayekti.
Bersedekah dan berapapun harta yang kita sedekahkan kepada orang yang lebih membutuhkan maka tidak akan membuat kita miskin, justru dengan pelit harta maka akan dipersulit jalan rizkinya.
“Kencleng surga lahirkan gemar infak dan sedekah. Ini yang patut kita ajarkan kepada anak sejak dini agar mereka mudah mengingat ajaran yang terus menerus dibawa ke masa remaja sampai masa tuanya,” pungkasnya.
Kontributor, Jatmiko.
0 comments:
Posting Komentar