SOLO,- Badan Penelitian Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Solo, gelar Focus Group Discussion (FGD) membahas capaian pendidikan untuk semua (PUS).
Kegiatan ini dihadiri seluruh stakeholder sebanyak 190 peserta mulai dari PKK, Karang Taruna, Lembaga Kursus, TK, SD baik negeri maupin swasta, PGRI, IGTKI, Universitas, HIMPAUDI, DPKS dan PKH.
Bertempat di Hotel Baron Jl. Dr. Rajiman No.392, Penumping, Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57141, Rabu (14/11/18).
Kepala Subbidang Sosial Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah, Ari Yeppy Kusumawati SE, Msi menjelaskan “Kegiatan FGD capaian Pendidikan untuk Semua (PUS) merupakan rangkaian kegiatan yang akan menghasilkan laporan kinerja PUS Kota Surakarta tahun 2018, FGD dibagi menjadi 6 pokja, yaitu Pokja PAUD, Pokja Pendidikan Dasar, Pokja Kesetaraan Gender, Pokja Kecakapakan Hidup, Pokja Keaksaraan dan Pokja Mutu Pendidikan ” demikian papar Ari.
Perempuan yang juga moderator kegiatan ini mengatakan FGD PUS diselenggarakan oleh Bappeda Kota Surakarta selaku Ketua Forum Pus Kota Surakarta.
“Dengan Nara sumber kepala dinas Etty Retnowati, SH., MH., Ketua PGRI Dr. Drs. Sugiaryo, SH, M.Pd, MH., Ketua HIMPAUDI, BLK, dan PKK Kota Solo,”tambahnya.
Ari Yeppy Kusumawati saat membuka acara itu memberi apresiasi kepada semua hadirin dan tim stakeholder.
“di mana harapannya para pihak-pihak terkait akan memberikan masukan dan rekomendasi terkait kebijakan pendidikan untuk semua yang harus dilakukan oleh pemerintah kota surakarta,” ujarnya.
Sementara itu, salah satu peserta wakil kepala sekolah SD Muhammadiyah 1 Ketelan, Solo bidang Humas, Jatmiko menyatakan peningkatan mutu pendidikan dengan akses yang meluas dan merata sebagai elemen peradaban beriringan kualitas, keunggulan, dan senantisa mampu menjawab tantangan perkembangan zaman.
“Semoga FGD ini bisa menjadi sarana membangun kolaborasi dan komunikasi antar elemen anak bangsa untuk meningkatkan kualitas sekolah, mari kita bersama-sama, bersinergi untuk memajukan dan membesarkan sekolah yang muaranya menghasilkan terobosan untuk meningkatkan profesionalisme guru. Baik segi kompetensi, metodologi pembelajaran, sekaligus dalam rangka menghadapi era revolusi industri 4.0. serta menyiapkan generasi emas produktif, Indonesia siap tahun 2045,”ujarnya.
Jatmiko, Solo.
Kamis, 15 November 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar