Solo, Jawa Tengah, - Perguruan Muhammadiyah Kota Surakarta mengadakan Program Tahsin Tilawah (PTT) dan buka bersama, Sabtu (2/6/2018).
Sebanyak 58 guru AIK Hadir dan sebagai penceramah dan pembinaan dinas Drs. H. Tridjono, ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah. Bertempat di Gedung Pusdiklat Darmo Tjahjono Jl. DI Panjaitan No. 4 Margorejo, Gilingan, Banjarsari.
Tema yang diangkat dalam ceramah adalah bagaimana menjadi seorang guru yang Profesionalisme dan sebelumnya di isi kisi-kisi materi evaluasi pelatihan tahsin tilawah.
”Guru-guru PAI harus mengetahui dasar-dasar tahsin Qur’an, adapun kisi-kisinya pertama, dibidang tajwid seperti makharijul huruf, shifatul huruf, ahkamul huruf, ahkamul mad wal qasr, tamamul qira’ah, kedua bidang fashahah, khusus fashahah ada lima hal yang harus peserta ketahui, hukum waqaf dan ibtida’, mura-atul huruf wal harakat, mura-atul kalimat wal ayat, penguasan nafas dan keindahan bacaan, ketiga makro soal yang harus diujikan dari surat wajib Qs. Al Fatihah, 1 halaman dari Juz 30, 1 halaman dari juz 1 serta peserta membaca makro’ sesuai yang diberikan penguji ,” kata ustaz Salim salah satu tim PTT di sela pembelajaran klasikalnya.
Sementara itu Drs. H. Tridjono di depan hadirin yang terdiri dari guru SD, SMP/MTs, SMA/MA/SMK, pendamping PTT Drs. H. Muchsin al Rasyid, Drs. H. Supraptono, M.Pd., Drs. H. Muqorrobin, Drs. H. Noor Hadi Tohir. ”Mari belajar terus, banyak masyarakat kepengin ngajinya bagus, shalatnya baik,” katanya mengawali kajian.
Dalam penyampaiannya, beliau mengatakan pendidik profesional itu meliputi mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi atau lebih jelasnya pelajari Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen.
Merencanakan pembelajaran; Melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu; Menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran; Membimbing dan melatih peserta didik / siswa; Melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat; Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada kegiatan pokok yang sesuai; dan Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan.
Menurut dia, secara prinsip guru harus punya bakat, punya minat, memiliki panggilan jiwa, idealisme. ”memiliki kompetensi, memiliki kesempatan mengembangkan profesionalisme, latar belakang linier, komitmen dibidang pendidikan, keimanan, ketaqwaan, aklaqul karimah, dan apabila ada tugas apapun jangan ditolak,” terangnya.
Dia juga mengungkapkan guru harus mengikuti organisasi salah satunya PGRI, sekolah dipilih dan diminati masyarakat di antaranya karena disiplin, akademik, alumni, dan lain sebagainya. (Jatmiko)
Redaksi : SD Muhammadiyah 1 Surakarta
Dokumentasi : Arif ( IT )
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar