Rabu, 20 April 2022

Silaturahmi dan Berbagi Ilmu Sekolah Penggerak

SMA Muhammadiyah 1 Surakarta menerima tamu dari SMA Muhammadiyah Al Kausar Program Khusus Kartosuro Sukoharjo yang dipimpin oleh Bapak Nasrun Harahap. Kedatangan mereka bertujuan untuk silaturahmi dan menimba ilmu tentang sekolah penggerak. Rabu, 13 April 2022. Diawali dengan saling mengenalkan rombongan dilanjutkan paparan kepala SMA Muhammadiyah 1 Surakarta, Dr. Rahayuningsih, S.Pd.,M.Pd. tentang sekolah penggerak.

SMA Muhammadiyah 1 Surakarta sebagai sekolah penggerak dengan menggunakan Kurikulum Merdeka untuk kelas X. Banyak perbedaan antara kurikulum 13 dengan kurikulum merdeka. Diantaranya tidak ada penjurusan di kelas X semua peserta didik mendapat pelajaran yang sama tapi di kelas XI ada pemilihan mata pelajaran pilihan sesuai cita-cita peserta didik untuk persiapan kuliah. Sekolah harus membuat  tim pemilihan mata pelajaran kelompok penjurusan sebagai upaya agar peserta didik dapat diterima di SNMPTN.  Misalnya untuk kuliah di Fakultas Kedoteran maka peserta didik di kelas XI harus memilih mata pelajaran Biologi. Meskipun demikian kelas XII peserta didik dapat pindah mata pelajarah pilihan.

Nantinya perserta didik akan mendapat 2 raport yaitu raport mata pelajaran dan raport projek. SMA Muhammadiyah 1 Surakarta telah membuat Gelar Karya peserta didik yang pertama tentang Gaya Hidup berkelanjutan yang menggelar karya peserta didik berupa, artikel, puisi, komik dan poster. Projek yang kedua sedang dalam proses berupa pengembangan tema Kewirausahaan yang berupa pengolahan limbah yang berasal dari limbah kayu, limbah plastik, limbah alam dan limbah kertas. Ada beberapa istilah baru dalan sekolah poenggerak, Capaian Pembelajaran (CP) adalah sebutan untuk KI, Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) adalah sebutan untuk Silabus, Modul Ajar adalah sebutan untuk RPP. Perangkat ajar guru yang lengkap yang berisi assament. Baik asessmen diagnostik kognitif atau diagnostik nonkognitif yang harus dilaksanakan diawal pelajaran seperti pretest.

Guru sebelum memulai pembelajaran harus terlebih dulu mengenal gaya belajar peserta didik yang termasuk kinestetik, auditori atau visual. Kinestetik lebih banyak bergerak sehingga guru dalam mengajar harus banyak menciptakan peserta didik untuk bergerak. Gaya belajar auditori lebih banyak mendengar sehingga guru memperdengarakan lewat suara dan visual lebih banyak melihat sehingga guru hraus menampilkan gambar atau video untuk menambah semangat belajar anak. Tugas yang diberikan guru harus sesuai gaya belajar peserta didik.

Dr. Rahayuningsih, S.Pd., M.Pd. juga mengingatkan untuk menyesuaikan visi sekolah sejalan dengan profil pelajar Pancasila. 

Selanjutnya silaturahmi diakhiri dengan foto bersama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar